Dalam setiap agama atau pun keyakinan, mempunyai ajaran. dan ajarannya itu bersumber dari kitab suci yang mereka gunakan begitu pula dalam agama Hindu.
Sumber pokok ajaran Hindu ada dalam weda yang merupakan
kitab utama,Weda adalah kitab suci yang mencakup berbagai aspek
kehidupan yang diperlukan oleh manusia. Berdasarkan materi, isi dan luas
lingkupnya, maka jenis buku weda itu banyak. maha Rsi Manu membagi
jenis isi Weda itu ke dalam dua kelompok besar yaitu Weda Sruti dan Weda
Smerti.
Kitab Itihasa
dan Purana
1. Kitab Itihasa
Kitab Itihasa termasuk kelompok
Upaweda. Kata Itihasa, berasal dari iti-ha-asa, artinya sesungguhnya
kejadian itu begitulah nyatanya. Nama Itihasa pada mulanya diberikan oleh
penulis kitab Mahabharata, pada bagian Adi Parwa, yaitu Bhagawan Byasa. Itihasa
adalah kitab epos atau wiracarita, yang menceritrakan sejarah perkembangan
raja-raja dan kerajaan Hindu di masa lampau. Itihasa merupakan karya sastra yang
bersifat spiritual, di mana ceritranya penuh fantasi, romantis,kewiraan dan
mythologi.
Kitab Itihasa terdiri dari
Ramayana dan Mahabharata Kitab Ramayana digubah oleh Maharesi Walmiki. Kitab
ramayana ini terdiri dari atas 48.000 baitnpenyusunya mungkin pada abad ke 5 SM[1].
Kitab Ramayana merupakan salah
satu Itihāsa yang terkenal. Kitab Ramayana terdiri dari 24.000 sloka dan
memiliki tujuh bagian yang disebut Sapta Kanda. Setiap Kanda merupakan buku
tersendiri namun saling berhubungan dan melengkapi dengan Kanda yang lain.
Kitab Ramayana disusun oleh Rsi Walmiki.
Daftar kitab Ramayana:
a. Balakanda
b. Ayodhyakanda
c. Aranyakanda
d. Kiskindhakanda
e. Sundarakanda
f. Yuddhakanda
g. Uttarakanda
|
Disamping Ramayana, lainnya
adalah Mahabharata. Kitab ini disusun oleh Maharesi Wyasa. Isinya adalah kisah
peperangan antara Pandhawa dengan Korawa dan kemenangan ada dipihak Pandhawa.
Njadi himpunan tertulis di dalam bentuk yang ada sekarang ini ialah sekitar
abad ke 2 SM satu hal yang menonjol adalha pembagian masyarakat menjadi 4 kasta
. Bersifat hirarkis vertikal yaitu brahmana, waisya, dan sudra, Kitab
Mahabharata terdiri dari 18 Parwa disebut Astadasa Parwa.
Daftar Kitab Mahabarata:
1. AdiparwaSabhaparwa
2. Wanaparwa
3. Wirataparwa
4. Udyogaparwa
5. Bhismaparwa
6. Dronaparwa
7. Karnaparwa
8. Salyaparwa
|
2. Kitab Puran
Purana adalah bagian dari
kesusastraan Hindu yang memuat mitologi, legenda, dan kisah-kisah zaman dulu.
Kata Purana berarti sejarah kuno atau cerita kuno. Penulisan kitab-kitab Purana
diperkirakan dimulai sekitar tahun 500 SM. Terdapat delapan belas kitab Purana
yang disebut Mahapurana.
Adapun kedelapan belas kitab
tersebut yakni:
1. Matsyapurana
2. Wisnupurana
3. Bhagawatapurana
4. Warahapurana
5. Wamanapurana
6. Markandeyapurana
7. Bayupurana
8. Agnipurana
9. Naradapurana
|
10. Garudapurana
11. Linggapurana
12. Padmapurana
13. Skandapurana
14. Bhawisyapurana
15. Brahmapurana
16. Brahmandapurana
17. Brahmawaiwartapurana
18. Kurmapurana
|
Kitab purana berisi tentang
mitologi dan dongeng dongeng kuno yang hidup di kalangan kesatria, sedangkan
naskah purana berisi tentang silsilah para dewa. Cerita ini disampaikan
oleh para sutra(juru bicara) pada waktu upacara korban di selenggarakan di
kerajaan, ternyata para brahmana telah mampu memasukan pengaruh dan pahamnya
melalui cerita-cerita ini yang sudah di bakukan. Di antara isinya yang
terpenting adalah sarga, ajaran penciptaan alam pada tahap mula, dan
pratisarga, yaitu tentang terciptanya alam pada tahap yang kedua[2].
Pada umumnya Purana memuat lima
(5) hal yang menjadi corak khusus, yang disebut Pancalaksana,yaitu:
a. Sarga, yaitu
penciptaan alam semesta.
b. Pratisarga,
yaitu penciptaan kembali dunia, setiap kali dunia yang ada itu lenyap.
Berlangsungnya dunia ini hanyalah satu hari Brahma.
c. Wamsa, yaitu
asal usul para dewa dan para Resi.
d. Manwantarani, yaitu
pembagian waktu satu hari Brahma dalam 14 masa. Dalam tiap-tiap masa itu
diciptakanlah manusia baru sebagai turunan Manu, manusia pertama.
e. Wamsanucarita,
yaitu sejarah raja-raja yang memerintah di dunia.
III. Kitab Agama Tantra
dan Darsana
A. Kitab Agama
Kitab-kitab agama mengajarkan
penyembahan Tuhan dalam manifestasi tertentu. Ada tiga macam kitab agama yaitu:
Saiwa Agama, Waisnawa Agama, dan Sakta Agama. Saiwa Agama mengantarkan orang
pada ajaran Saiwa Sidhanta dan Pratyabhijna. Dalam ajaran Saiwa Agama orang
memuja siwa sebagai Tuhan yang tertingggi dalam bermacam-macam wujud. Ajara
kekuatan dewan Saiwa Sidhanta amat besar peranannya dalam perkembangan Agama
Hindu di Indonesia. Waisnawa Agama, Tuhan di puja sebagai Wisnu dan pada Sakta
Agama, Tuhan di puja sebagai Dewi, Ibu Dunia sebagai Sakti
B. Kitab Tantra
Mengenai tantraada anggapan bahwa
naskah atau kitab tersebut diberikan oleh shiwa untuk agama hindu untuk zaman
kali-yuga sekaranga ini (satu kalpa terbagi menjadi 1000 mahayuga dan ssetiap
mahayuga terdiri dari empat yuga, yaitu krta-yuga, Trta yuga, Dvapara yuga,
Kali yuga) penyusuny dilakukan oleh para rhesi. Kitab ini penuh dengan
ajaran-ajaran rahasia dan sulit di pahami maksudnya. Pada garis besrnya isi
kitab tantra tentang penciptaan dunia, dan dialog antara siwa dengan
sakti(istrinya) yaitu parawati yang menempati kedudukan terpenting sebagai inti[3].
Kata Sansekerta dari Tantra
artinya "memperluas", Berbeda dengan agama Hindu pada umumnya,
sebagian dari Tantra percaya kepada kenikmatan hidup material. Tidak seorangpun
mengetahui secara tepat kapan Tantra mulai atau Mahareshi mana yang memulainya.
Bukti menunjukkan bahwa Tantrisme ada selama zaman Weda. Bahkan Sankara
menyebut keberadaannya dalam bukunya Saundarya Lahari. Ada sekitar seratus
delapan buku mengenai Tantra. Tantrisme dan Saktiisme hampir satu dan sama.
Dalam Tantrisme, Istadewa yang dipuja adalah Siwa-Sakti, kombinasi dari Siwa
dan saktinya Parwati. Tantra adalah satu sistem dari praktek-praktek yang
dipergunakan untuk meningkatkan spiritual.
C. Kitab Darsana
Kata Darsana berasal dari akar
kata drś yang bermakna "melihat", menjadi kata darśana yang berarti
"penglihatan" atau "pandangan". Dalam ajaran filsafat
hindu, Darsana berarti pandangan tentang kebenaran.
Sad Darśana berarti Enam
pandangan tentang kebenaran, yang mana merupakan dasar dari Filsafat
Hindu. Kitab kitab yang lain yang khusus mengajarkan filsafat Hindu
adalah termasuk kelompok kitab Darsana. Kitab Darsana yang mengakui kekuasaan
Weda dan mendasarkan ajarannya pada Upanisad ada enam Darsana disebut Sad
Darsana. Keenam Darsana itu yaitu: Samkhya, Yoga, Waisesika, Nyaya,
Mimamsa dan Wedanta.
IV. Kitab Upanisad
Uphanisad berisikan tentang
bahasan yang mistik dan filosofis tentang brahman, dan kejadian alam semesta,
diri, jiwa dan atman serta cara memulangkan atman kedalam brahman
Jumlahnya amat banyak, lebih dari 200 judul ada juga yang mengatakan jumlahnya
108 buah dan banyak di antaranya berasal dari jaman yang tidak terlalu tua,
dari 108 hanya 16 yang di akui otentik yaitu: katha,isha, kena, prasna, anduka
mandukya, taitriya,aitareya, chandogya,bridahardayaka, kaivalaya, svetasvatara
arsheya, satapatha, kaushitaki, dan Jaiminiya[4]. Adapun
penyusunanya terjadi di perkirakan antara tahun 600 dan 300 SM[5].
Adapun Kata Upanisad itu
diturunkan dari kata Upa dan ni, artinya dekat, di dekatkannya dan sad, artinya
duduk. Jadi kata itu artinya duduk dekat artinya duduk di dekat seorang guru
untuk menerima daripadanya pandangan atau pengetahuan yang lebih tinggi.
Uphanisad juga merupakan
kesimpulan dari kitab-kitab Aranyaka,karena itu upanisad disebut Vedanta,
Vedanta tidak hanya berarti akhir dari Veda tetapi uga merupakan puncak
tertinggi dari dari ajaran Veda. Kitab Upanisad memberikan pemaparan tentang
rahasia teringgi terhadap umat manusia.
[1]
Sou’yb,Joesoef. Agama-AganaDunia.(Jakarta:PT.
Al Husna Zikra1996)h.35.
[2]
Umar Munim,Drs,H.Agama-Agama
di Dunia(Yogyakarta:IAINSunanKalijaga Press,1988). h.58
[3]
Ali Mukti.Agama-Agama
diDunia(Yogyakarta:IAINSunanKalijaga Press,1988). h.58.
[4]
Ali Mukti.Agama-Agama
di Dunia. h.58.
[5]
A.B
Keith, The Religion and Philosophi of Veda and Upanisads, h.
489.
0 komentar:
Posting Komentar