1.
Asal
Mula Nama Hindu
Kebanyakan orang yang ingin mempelajari dan memahami agama Hinduisme
selalu menemukan kesulitan, karena terlalu banyak dewa-dewa, teks-teks suci,
kitab suci dan tafsir-tafsirnya. Supaya
pemahaman kita tentang agama Hindu lebih mendalam, terlebih kita harus memasuki
gerbang untuk loncat ke masa lalu di mana agama Hindu ini dilahirkan, India.
India bukanlah India yang kita kenal sekarang melainkan India Kuno.
Pada zaman kuno oleh penduduknya India disebut Jambudwipa,
artinya benua pohon jambu atau disebut Bharatwarsa yang artinya tanah
keturunan Bharata. Nama India dijelaskan dari nama Sungai Sindbu, yang
mengairi daerah barat India. Bangsa Persia menyebut sungai itu Sungai Hindu.
Kemudian nama ini diambil alih oleh orang Yunani, sehingga nama itulah yang
terkenal di dunia Barat. Akhirnya nama itu diambil alih oleh pemerintah India
sekarang ini. Ketika agama Islam datang ke India nama yang diberikan oleh
bangsa Persia timbul kembali dalam istilah Hindustan, sedang penduduknya
yang masih memeluk agama India asli disebut orang Hindu.
India dipisahkan dari bagian-bagian Asia yang lain oleh bukit-bukit
yang tinggi dan terjal, yaitu di bagian barat oleh tanah Pegunungan Hindu Kush,
di bagian utara oleh bukit-bukit Pegunungan Himalaya dan di sebelah timur oleh
tanah pegunungan yang memisahkan India dari Birma.
Pegunungan Windhya yang membujur dari barat ke timur membagi
India menjadi dua bagian, yaitu : India Utara dan India Selatan.
India Utara memiliki dua lembah sungai yang luas dan subur, tempat
kekayaan yang melimpah-limpah dan tempat kerajaan-kerajaan besar berkembang,
yaitu lembah Sungai Indus atau Sindhu di sebelah barat dan Lembah Sungai Gangga
di tengah dan timur. Kedua lembah ini dipisahkan oleh Padang Pasir Thar atau
Rajasthan dan Dataran Tinggi Kuruksetra yang pada zaman kuno merupakan
medan pertempuran bangsa-bangsa yang ingin merebut atau mempertahankan India.
India Selatan terdiri dari tanah Pegunungan Windhya di
sebelah utara dan lembah pantai di sebelah timur, selatan dan barat, sedang di
tengah-tengah terdapat suatu Daratan Tinggi Dekhan, yang sukar sekali
dimasuki. Sebagian besar Dataran Dekhan adalah kering. Di sebelah barat maupun
timur dataran ini dibatasi oleh jajaran bukit-bukit, demikian juga di sebelah
timur. Pegunungan di sebelah barat lebih tinggi dari pada di sebelah timur,
sehingga banyak sungai yang mengalir ke timur. Hanya ada dua sungai yang mengalir
ke barat.
Pada zaman kuno bukit bukit India yang tinggi itu dapat melindungi
India dari penyerbuan bangsa-bangsa lain. Sekalipun demikian, posisi India yang
terpisah dari Asia lain tidaklah sedemikian sempurna. Sejak zaman kuno para
pedagang dan bangsa-bangsa lain dapat memasuki India melintasi bukit-bukit yang
tinggi dan terjal itu[1].
2. Penduduk India Kuno
Penduduk India
yang tergolong tua dan diklaim sebagai penduduk asli India kuno adalah
tergolong bangsa Negroito yang kemudian bercampur dengan bangsa-bangsa yang
mendatangi India. Bangsa asli India Kuno adalah bangsa Dravida, sedangkan
bangsa pendatang disebut bangsa Arya[2].
Bangsa Dravida
tersebar di seluruh India. Tetapi di India Utara mereka kemudian didesak oleh
bangsa Arya yang memasuki India kira-kira pada tahun 1500 SM. Namun hal ini
tidak berarti mereka lenyap dari India Utara, sebagian ada yang berasimilasi,
sebagian lagi ada yang berpindah.
Bangsa Arya termasuk ras Indo-Jerman. Dari mana mereka berasal tak
dapat diketahui dengan pasti. Barangkali mereka berasal dari Asia Tengah.
Mungkin karena ingin mencari tanah-tanah yang lebih subur, pada zaman kuno
mereka menyebar ke mana-mana. Ada yang memasuki Eropa Utara, ada juga yang
memasuki tanah Balka, lalu menyeberang ke Asia Kecil, menuju Iran, dan akhirnya
memasuki India melalui celah-celah Khalbar, di sebelah barat laut. Kemungkinan
mereka memasuki India secara bergelombang dan pelan-pelan mereka menduduki
India Utara.
3. Peradaban Dravida
Dari penggalian tanah di Mohenjo Daro dan Harrapa dapat diketahui
bahwa bangsa Dravida adalah bangsa yang sudah memiliki suatu peradaban yang
tinggi. Sebelum kedatangan bangsa Arya, bangsa Dravida sudah memiliki kota-kota
yang besar, yang dibangun sesuai rencana dengan jalan-jalan besar yang membujur
dari utara ke selatan untuk memperlancar lalu lintas dari utara ke selatan.
Mereka juga sudah bisa membuat kapal-kapal yang digunakan untuk berdagang
dengan bangsa-bangsa lain. Mereka hidup dari hasil pertanian dan cinta damai.
Masyarakat mereka bersifat matriakhal terlihat dari dewa yang mereka sembah dan
juga tidak mengenal kasta-kasta. Kepercayaan mereka memuja seorang dewi
tertinggi dewi kesuburan yang dianggap sebagai dewi ibu-alam disebut juga the
MotherGodness. Selain itu, mereka memuju hewan yang dianggap suci, seperti
ular, lembu.[3].
Peradaban India sering disebut
dengan peradaban sungai Sindh yang dialiri oleh lima anak sungai yaitu;
Yellum, Chenab, Ravi, Beas, Suttly yang kemudian terkenal dengan sebutan Punjab
(Daerah lima Aliran Sungai). Peradaban lembah sungai Indus sebanding dengan
peradaban Mesopotamia, lembah sungai Huangho, dan Mesir, dengan penduduk asli
adalah orang-orang Dravida, mempunyai cirri-ciri berkulit hitam dan pada saat
itu mereka belum mempunyai kepercayaan atau agama yang tetap.
Seperti yang telah disinggung diatas
hasil peradaban terbesar lembah sungai Indus adalah keberadaan kota Mohenjodaro
dan Harapa. Kota Mohenjodaro merupakan gambaran kota pada masa India lama.
Disana telah ditemukan bangunan perumahan, balai besar dan juga pemandian.
Bahan pokok dari bangunan-bangunan tersebut adalah sebuah batu bata merah
dengan ukuran kira-kira 25 X 50 X 3,5 inchi. Rumah-rumah pada kota Mohenjodaro
mempunyai halaman-halaman yang luas.
Pasca kedatangan bangsa Arya inilah
proses asimilasi budaya di India berkembang, terutama adalah munculnya agama
Hindu di India. Sebelum secara resmi agama Hindu berkembang, telah terjadi
contact antara bangsa Dravida dan Arya, tetapi pada akhirnya bangsa Dravida memilih
tiga opsi yaitu; kelompok pertama adalah mereka yang menolak kedatangan bangsa
arya dan melawannya sampai kalah. Kelompok kedua adalah yang kemudian
menyingkir ke wilayah lain yaitu deccan dan Bihar, sedangkan kelompok ke tiga
adalah mereka yang kemudian melakukan percampuran dengan ras pendatang, ras
Arya, dan untuk selanjutnya melahirkan kebudayaan baru di India.
Lebih detailnya, lemhab Hindus
memang di bahas pada permasalahan lain, tetapi penuli mencoba melihat sedikit
kebelakang sebelum kedatangan Bangsa Arya. Letak kota lembah sungai Indus
sendiri tepatnya di daerah perbukitan Baluchistan yang kemudian menghasilkan
kebudayaan Nal. Daerah-daerah yang terletak di sepanjang sungai Indus kemudian
sering disebut dengan kebudayaan Harappa dan Mohenjodaro. Letak Mohenjodaro dan
Harappa sendiri kurang lebih 800 km[4].
Dalam penggalian terbaru telah banyak ditemukan kota-kota baru di Mohenjodaro
dan Harappa. Pada masa Mphenjodaro dan Harapp telah ditemukan benda-benda yang
pada saat itu sudah merupakan benda yang sangat mengagumkan dengan keunikan dan
keelokan tersendiri.
Dengan sumber-sumber yang telah ada
membuktikan bahwa sungai Indus, tepatnya peradaban lembah sungi Indus telah
menjadi salah satu sumber perdaban di dunia. Padahal pada waktu Indonesia belum
berkembang seperti halnya India, ataupun Mesopotamia, Mesir dan bahkan Eropa.
4. Peradaban Arya
. Nama arya
berarti bangsawan atau tuan, yang terdapat dalam bahasa persia dan india.
Perpindahan Bangsa Arya di India terjadi bertahap-tahap, dan tidak terjadi langsung
dengan gelombang besar. Waktu yang dibutuhkan juga membutuhkan waktu yang
berabad-abad, itupun sambil membawa keluarga mereka.
Pada masa tertentu, ada sekelompok
yang nampaknya begitu kuat yang memasuki India. Hal ini dibuktikan pada penggalian
di Harappa yang menyatakan bahwa kota Harappa takluk dengan kekerasan, karena
banyak ditemukan tumpukan mayat di Harappa. Selain itu kerusakan di dinding
kota, yang semuanya disinyalir Harappa di hancurkan oleh Bangsa yang gagah
berani. Pendirian ini juga diperkuat dengan pernyataan buku Weda yang
mengatakan bahwa bangsa Hariyupuja yang dikalahkan oleh orang-orang Arya dengan
bantuan, dan tentu haruyupura itu dapat kita anggap sama dengan budaya Harappa.
Perpindahan bangsa Arya ke India
berlangsung pada satu masa yang berabadabad lamanya dapat juga dibuktikan kalau
dibandingkan syair-syair Weda yang tertua dengan yang terkemudian. Penyelidikan
ini menyatakan bahwa mula-mulanya sungai Indus dianggap oleh orang Arya sebagai
sungai yang keramat dan menjadi sumber dari sekalian kebaikan bagi orang Arya.
Tetapi pada masa Doab Gangga-Jumna
menjadi pusat kebudayaan brahma, maka ternyata bahwa seluruh daerah Indus dan
Punjab sudah dilupakan oleh orang-orang Arya, dan bhakan buku-buku seperti Weda
dan Upanisad seakan-akan melupakan kesucian sungai Indus. Orang-orang Arya
merupakan bangsa yang suka yang berpetualang pada saat itu.
Nampaknya kedatangan bangsa Arya
berbarengan dengan lansung berkembangnya kerajaan-kerajaan bangsa Arya. Dalam
beberapa berita-berita peperangan raja Persia menaklukan Punjab dan Sindh tahun
516 SM, dan raja tersebut mempunyai beberapa prajurit dari kalangan orang-orang
India. Sedangkan kita tahu bahwa bangsa Arya adalah bangsa yang berasal dari
Asia Barat[5].
[1] Harun
Hadiwijono. Agama Hindu dan Buddha. (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2010).
h. 9-10
[4]
Abu,
Suud. Memahami Sejarah Bangsa-bangsa di Asia Selatan (Sejak Masa Purba
saMPAI Masa Kedatangan Islam). (Jakarta: DEDIKBUD, DIREKTORAT JENDRAL
PENDIDIKAN TINGGI, PROYEK PENGEMBANGAN LEMBAGA PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN,
1988). h. 37
[5]
T. S. G, Mulya. India. Sedjarah Politik dan
Pergerakan Kebangsaan. (Jakarta:
Balai Pustaka, 1952) h. 15
0 komentar:
Posting Komentar