Labels

Selasa, 06 November 2012

What is Hindu?



1.      Asal Mula Nama Hindu
Kebanyakan orang yang ingin mempelajari dan memahami agama Hinduisme selalu menemukan kesulitan, karena terlalu banyak dewa-dewa, teks-teks suci, kitab suci dan tafsir-tafsirnya.  Supaya pemahaman kita tentang agama Hindu lebih mendalam, terlebih kita harus memasuki gerbang untuk loncat ke masa lalu di mana agama Hindu ini dilahirkan, India. India bukanlah India yang kita kenal sekarang melainkan India Kuno.
Pada zaman kuno oleh penduduknya India disebut Jambudwipa, artinya benua pohon jambu atau disebut Bharatwarsa yang artinya tanah keturunan Bharata. Nama India dijelaskan dari nama Sungai Sindbu, yang mengairi daerah barat India. Bangsa Persia menyebut sungai itu Sungai Hindu. Kemudian nama ini diambil alih oleh orang Yunani, sehingga nama itulah yang terkenal di dunia Barat. Akhirnya nama itu diambil alih oleh pemerintah India sekarang ini. Ketika agama Islam datang ke India nama yang diberikan oleh bangsa Persia timbul kembali dalam istilah Hindustan, sedang penduduknya yang masih memeluk agama India asli disebut orang Hindu.
India dipisahkan dari bagian-bagian Asia yang lain oleh bukit-bukit yang tinggi dan terjal, yaitu di bagian barat oleh tanah Pegunungan Hindu Kush, di bagian utara oleh bukit-bukit Pegunungan Himalaya dan di sebelah timur oleh tanah pegunungan yang memisahkan India dari Birma.
Pegunungan Windhya yang membujur dari barat ke timur membagi India menjadi dua bagian, yaitu : India Utara dan India Selatan.
India Utara memiliki dua lembah sungai yang luas dan subur, tempat kekayaan yang melimpah-limpah dan tempat kerajaan-kerajaan besar berkembang, yaitu lembah Sungai Indus atau Sindhu di sebelah barat dan Lembah Sungai Gangga di tengah dan timur. Kedua lembah ini dipisahkan oleh Padang Pasir Thar atau Rajasthan dan Dataran Tinggi Kuruksetra yang pada zaman kuno merupakan medan pertempuran bangsa-bangsa yang ingin merebut atau mempertahankan India.
India Selatan terdiri dari tanah Pegunungan Windhya di sebelah utara dan lembah pantai di sebelah timur, selatan dan barat, sedang di tengah-tengah terdapat suatu Daratan Tinggi Dekhan, yang sukar sekali dimasuki. Sebagian besar Dataran Dekhan adalah kering. Di sebelah barat maupun timur dataran ini dibatasi oleh jajaran bukit-bukit, demikian juga di sebelah timur. Pegunungan di sebelah barat lebih tinggi dari pada di sebelah timur, sehingga banyak sungai yang mengalir ke timur. Hanya ada dua sungai yang mengalir ke barat.
Pada zaman kuno bukit bukit India yang tinggi itu dapat melindungi India dari penyerbuan bangsa-bangsa lain. Sekalipun demikian, posisi India yang terpisah dari Asia lain tidaklah sedemikian sempurna. Sejak zaman kuno para pedagang dan bangsa-bangsa lain dapat memasuki India melintasi bukit-bukit yang tinggi dan terjal itu[1].
2. Penduduk India Kuno
            Penduduk India yang tergolong tua dan diklaim sebagai penduduk asli India kuno adalah tergolong bangsa Negroito yang kemudian bercampur dengan bangsa-bangsa yang mendatangi India. Bangsa asli India Kuno adalah bangsa Dravida, sedangkan bangsa pendatang disebut bangsa Arya[2].
            Bangsa Dravida tersebar di seluruh India. Tetapi di India Utara mereka kemudian didesak oleh bangsa Arya yang memasuki India kira-kira pada tahun 1500 SM. Namun hal ini tidak berarti mereka lenyap dari India Utara, sebagian ada yang berasimilasi, sebagian lagi ada yang berpindah.
Bangsa Arya termasuk ras Indo-Jerman. Dari mana mereka berasal tak dapat diketahui dengan pasti. Barangkali mereka berasal dari Asia Tengah. Mungkin karena ingin mencari tanah-tanah yang lebih subur, pada zaman kuno mereka menyebar ke mana-mana. Ada yang memasuki Eropa Utara, ada juga yang memasuki tanah Balka, lalu menyeberang ke Asia Kecil, menuju Iran, dan akhirnya memasuki India melalui celah-celah Khalbar, di sebelah barat laut. Kemungkinan mereka memasuki India secara bergelombang dan pelan-pelan mereka menduduki India Utara.
3. Peradaban Dravida
Dari penggalian tanah di Mohenjo Daro dan Harrapa dapat diketahui bahwa bangsa Dravida adalah bangsa yang sudah memiliki suatu peradaban yang tinggi. Sebelum kedatangan bangsa Arya, bangsa Dravida sudah memiliki kota-kota yang besar, yang dibangun sesuai rencana dengan jalan-jalan besar yang membujur dari utara ke selatan untuk memperlancar lalu lintas dari utara ke selatan. Mereka juga sudah bisa membuat kapal-kapal yang digunakan untuk berdagang dengan bangsa-bangsa lain. Mereka hidup dari hasil pertanian dan cinta damai. Masyarakat mereka bersifat matriakhal terlihat dari dewa yang mereka sembah dan juga tidak mengenal kasta-kasta. Kepercayaan mereka memuja seorang dewi tertinggi dewi kesuburan yang dianggap sebagai dewi ibu-alam disebut juga the MotherGodness. Selain itu, mereka memuju hewan yang dianggap suci, seperti ular, lembu.[3].
Peradaban India sering disebut dengan peradaban sungai Sindh yang dialiri oleh lima anak sungai yaitu; Yellum, Chenab, Ravi, Beas, Suttly yang kemudian terkenal dengan sebutan Punjab (Daerah lima Aliran Sungai). Peradaban lembah sungai Indus sebanding dengan peradaban Mesopotamia, lembah sungai Huangho, dan Mesir, dengan penduduk asli adalah orang-orang Dravida, mempunyai cirri-ciri berkulit hitam dan pada saat itu mereka belum mempunyai kepercayaan atau agama yang tetap.
Seperti yang telah disinggung diatas hasil peradaban terbesar lembah sungai Indus adalah keberadaan kota Mohenjodaro dan Harapa. Kota Mohenjodaro merupakan gambaran kota pada masa India lama. Disana telah ditemukan bangunan perumahan, balai besar dan juga pemandian. Bahan pokok dari bangunan-bangunan tersebut adalah sebuah batu bata merah dengan ukuran kira-kira 25 X 50 X 3,5 inchi. Rumah-rumah pada kota Mohenjodaro mempunyai halaman-halaman yang luas.
Pasca kedatangan bangsa Arya inilah proses asimilasi budaya di India berkembang, terutama adalah munculnya agama Hindu di India. Sebelum secara resmi agama Hindu berkembang, telah terjadi contact antara bangsa Dravida dan Arya, tetapi pada akhirnya bangsa Dravida memilih tiga opsi yaitu; kelompok pertama adalah mereka yang menolak kedatangan bangsa arya dan melawannya sampai kalah. Kelompok kedua adalah yang kemudian menyingkir ke wilayah lain yaitu deccan dan Bihar, sedangkan kelompok ke tiga adalah mereka yang kemudian melakukan percampuran dengan ras pendatang, ras Arya, dan untuk selanjutnya melahirkan kebudayaan baru di India.
Lebih detailnya, lemhab Hindus memang di bahas pada permasalahan lain, tetapi penuli mencoba melihat sedikit kebelakang sebelum kedatangan Bangsa Arya. Letak kota lembah sungai Indus sendiri tepatnya di daerah perbukitan Baluchistan yang kemudian menghasilkan kebudayaan Nal. Daerah-daerah yang terletak di sepanjang sungai Indus kemudian sering disebut dengan kebudayaan Harappa dan Mohenjodaro. Letak Mohenjodaro dan Harappa sendiri kurang lebih 800 km[4]. Dalam penggalian terbaru telah banyak ditemukan kota-kota baru di Mohenjodaro dan Harappa. Pada masa Mphenjodaro dan Harapp telah ditemukan benda-benda yang pada saat itu sudah merupakan benda yang sangat mengagumkan dengan keunikan dan keelokan tersendiri.
Dengan sumber-sumber yang telah ada membuktikan bahwa sungai Indus, tepatnya peradaban lembah sungi Indus telah menjadi salah satu sumber perdaban di dunia. Padahal pada waktu Indonesia belum berkembang seperti halnya India, ataupun Mesopotamia, Mesir dan bahkan Eropa.
4. Peradaban Arya
. Nama arya berarti bangsawan atau tuan, yang terdapat dalam bahasa persia dan india. Perpindahan Bangsa Arya di India terjadi bertahap-tahap, dan tidak terjadi langsung dengan gelombang besar. Waktu yang dibutuhkan juga membutuhkan waktu yang berabad-abad, itupun sambil membawa keluarga mereka.
Pada masa tertentu, ada sekelompok yang nampaknya begitu kuat yang memasuki India. Hal ini dibuktikan pada penggalian di Harappa yang menyatakan bahwa kota Harappa takluk dengan kekerasan, karena banyak ditemukan tumpukan mayat di Harappa. Selain itu kerusakan di dinding kota, yang semuanya disinyalir Harappa di hancurkan oleh Bangsa yang gagah berani. Pendirian ini juga diperkuat dengan pernyataan buku Weda yang mengatakan bahwa bangsa Hariyupuja yang dikalahkan oleh orang-orang Arya dengan bantuan, dan tentu haruyupura itu dapat kita anggap sama dengan budaya Harappa.
Perpindahan bangsa Arya ke India berlangsung pada satu masa yang berabadabad lamanya dapat juga dibuktikan kalau dibandingkan syair-syair Weda yang tertua dengan yang terkemudian. Penyelidikan ini menyatakan bahwa mula-mulanya sungai Indus dianggap oleh orang Arya sebagai sungai yang keramat dan menjadi sumber dari sekalian kebaikan bagi orang Arya.
Tetapi pada masa Doab Gangga-Jumna menjadi pusat kebudayaan brahma, maka ternyata bahwa seluruh daerah Indus dan Punjab sudah dilupakan oleh orang-orang Arya, dan bhakan buku-buku seperti Weda dan Upanisad seakan-akan melupakan kesucian sungai Indus. Orang-orang Arya merupakan bangsa yang suka yang berpetualang pada saat itu.
Nampaknya kedatangan bangsa Arya berbarengan dengan lansung berkembangnya kerajaan-kerajaan bangsa Arya. Dalam beberapa berita-berita peperangan raja Persia menaklukan Punjab dan Sindh tahun 516 SM, dan raja tersebut mempunyai beberapa prajurit dari kalangan orang-orang India. Sedangkan kita tahu bahwa bangsa Arya adalah bangsa yang berasal dari Asia Barat[5].




[1] Harun Hadiwijono. Agama Hindu dan Buddha. (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2010). h. 9-10
[2] Zaehner, R.C., Hinduism. (Oxford: Oxford University Press,  1962)
[3] R. C. Majumdar dkk. An Advanced History of India. (London: Macmillan & Co LTD, 1958) h.24.
[4] Abu, Suud. Memahami Sejarah Bangsa-bangsa di Asia Selatan (Sejak Masa Purba saMPAI Masa Kedatangan Islam). (Jakarta: DEDIKBUD, DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN TINGGI, PROYEK PENGEMBANGAN LEMBAGA PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN, 1988). h. 37
[5] T. S. G, Mulya. India. Sedjarah Politik dan Pergerakan Kebangsaan. (Jakarta: Balai Pustaka, 1952) h. 15

0 komentar:

Posting Komentar

 

Entri Populer